Serentak dilaksanakan diseluruh indonesia
dalam melaksanakan peringatan hari santri nasional, bukan hanya di lingkungan
pesantren, instansi pemerintah, bahkan dilembaga pendidikan swasta lainnya. menjunjung prinsip hablum minallah dan hablum minannas tetap
terjaga.
Ribuan santri
Pesantren Bina Insna Mulia yang berlokasi di kaki gunung ciremai Kecamatan Dukupuntang
Kabupaten Cirebon, melaksanakan apel hari santri. dipimpin langsung oleh KH
Imam Jazuli, Lc, MA selaku pembina upacara dihadiri jajaran aparat Kepolisian setempat
bapak Acep yang dikenal sebagai aparat kepolisian religius dan selalu aktif
dalam acara keagamaan, beliau pernah bertugas di Polsek Kecamatan Ciwaringin, bahkan dalam kesempatan hari santri ini melalui sambutannya beliau sangat merasa kagum dan bangga pada santri Pesantren Bina Insan Mulia setelah melihat langsung semangat santri dalam memeriahkan hari santri.
KH Imam
Jazuli, Lc, MA, dihadapan para santri menyampaikan pesan moral bahwa santri juga
berkewajiban menjaga persatuan dan kesatuan NKRI karena menjaga keutuhan negara
sama pentingnya menjaga agama. Tidak mungkin bisa leluasa menjalankan ajarana
agama jika tidak diikuti oleh kondisi negara yang aman tentram.
Peringatan
hari santri 2019 mengusung tema “Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia”,
beliau mengambil kesempatan untuk memberikan motivasi agar para santri harus melek
teknologi, santri tidak boleh gaptek. Tantangan jaman akan terus berkembang
pesat, berbekal ilmu agama saja belum cukup mampu untuk mengimbangi arus
globalisasi modern di era generasi 4.0 yang serba digital. Degradasi moral yang
melanda kaum pelajar kian memilukan, disinilah peran penting santri untuk dapat
menjadi tauladan bagi yang lainnya dalam menebar berakhlakul karimah di
kehidupan sosial.
Ditengah apel hari santri secara bersemangat menyanyikan lagu kebangsaan dan kebanggaan Republik Indonesia "Indonesia Raya", disampung juga menyanyikan lagu Hari santrii dan ya lala wathon, nampak gemuruh dan semangat para santri saat menyanyikan lagu tersebut penuh penghayatan makna dan penjiwaan kobaran semangat. sebelumnya dilakukan pengibaran sang saka merah putih oleh paskibra santri yang telah terlatih dalam baris berbaris, diikuti pula pembacaan teks UUD 1945, Pembacaan Teks Pancasila diikuti oleh selurh santri, pembacaan ikrar santri nasional.
Secara khusus
beliau menyampaikan pesan agar Santri Pesantren Bina Inslan Mulia diharapkan
mampu menjadi pelopor dan inovator bagi lingkungan dimanapaun ia tinggal
Mengutip pesan
menteri agama H Lukman Hakim Saefudin disaat beliau menjabat “perayaan
Hari Santri bukan sekadar pengakuan terhadap para santri, tapi juga pengingat
tujuan negara agar pesantren bertransformasi. Para santri harus semakin kuat
bersuara dan aktif memberikan perdamaian. Hari Santri menjadi prasasti untuk
menegakkan bernegara sama pentingnya dengan beragama”.
“Dari
pesan tersebut dapat diambil pesan moral bahwa santri harus dibekali dengan
banyak kemampuan, bukan hanya di bidang agama melainkan di bidang lainnya yang bisa
bermanfaat untuk umat”, tuturnya
Di akhir sambutannya,
beliau menyampain pesan dari Presiden RI Joko Widodo, terkait sembilan alasan
pesantren disebut sebagai Laboratorium Perdamaian.
Pertama, tumbuh suburnya
kesadaran harmoni beragama dan berbangsa di kalangan pesantren. Ini dibuktikan
dengan perjalanan perjuangan kemerdekaan bangsa hingga tercetusnya resolusi
jihad dan perang melawan PKI, semua tidak lepas dari peran pesantren.
kedua, metode mengaji dan
mengkaji di pesantren sangat khas.Selain transfer ilmu, pesantren juga
mengajarkan keterbukaan kajian dari berbagai kitab, bahkan lintas madzhab. Santri
dididik belajar terima perbedaan.
Ketiga, pesantren mengajarkan
khidmah dan pengabdian kepada masyarakat dan bangsa. Hubbul wathan minal iman
bagian dari nilai yang terus diajarkan di pesantren.
Keempat, pesantren mengajarkan
kemandirian, kerjasama dan sikap saling membantu. “Santri terbiasa mandiri,
solider, dan suka gotong royong,”
Kelima, pesantren menjadi
laboratorium perdamaian, karena di lembaga ini, geralan seni dan sastra tumbuh
subur. Hal itu berpengaruh pada prilaku seseorang dalam ekspresi keindahan,
harmoni, dan kedamaian.
Keenam, di pesantren banyak
kelompok diskusi, mulai dalam skala kecil hingga besar, dari tema recehan
hingga yang serius. “Sehingga, santri berkarakter terbuka,”.
ketujuh, pesantren merawat
khazanah kearifan lokal. Pesantren menjadi ruang kondusif untuk menjaga
lokalitas.
Kedelapan, maslahah
(kemaslahatan) merupakan pegangan yang tidak bisa ditawar di kalangan
pesantren. “Pesantren tidak suka meresahkan masyarakat, malah membina
masyarakat,”
terakhir, pesantren menjadi
ladang penanaman spiritual. Selain Fiqh, santri dilatih tazkiyatun nufus,
pembersihan hati melalui amalan zikir dan puasa. “Santri jauh dari intoleransi,
pemberontakan, apalagi terorisme.

(foto : Saeful mustajab,
isi : aziz ahlaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih telah berkomentar dengan sopan dan santun